Secara bahasa, kata
epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian, atau alasan.
Maka berdasar bahasa, epistemologi adalah sebuah teori tentang pengetahuan atau
theory of knowledge.
Epistemologi atau teori
ilmu pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam
usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan.
Epistemologi meliputi
sumber, sarana dan tatacara menggunakan sarana untuk mencapai pengetahuan
(ilmiah). Menurut Prof. Kunto, akal (verstand), akal budi (vernun)
pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman, merupakan sarana yang
dimaksud dalam epistemologi seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme,
positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya.
Adapun sumber-sumber
ilmu pengetahuan adalah (1) panca indera yang telah menghasilkan pengetahuan,
di mana hakikat pengetahuan ini adalah “a phenomena or a show of the object
known”, (2) rasio atau verstand, suatu konsep atau pengertian dari objek
yang ingin diketahui, maka pengetahuan di sini sama dengan kognisi, (3)
otoritas atau kekuasaan, dan (4) wahyu, di mana pengetahuan yang didapatinya
tidak lagi berdasarkan penalaran melainkan kepada keyakinan dan kepercayaan
dirinya tentang sesuatu yang diyakini. Dalam hal ini MM. Syarif membedakan
antara pengetahuan intuitif dengan wahyu, intuisi bisa terdapat pada setiap
orang, sedangkan wahyu adalah penegtahuan yang diberikan Tuhan kepada para
Nabi.
Dapat disimpulkan bahwa
ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan
kebenarannya telah teruji secara empiris.
Definisi epistemologi
adalah salah satu cabang pokok bahasa dalam wilayah filsafat yang
memperbincangkan seluk beluk “pengetahuan”. Seperti sudah banyak dikenal, bahwa
perbincangan epistemologi tidak dapat meninggalkan persoalan-persoalan yang
terkait dengan sumber ilmu pengetahuan dan beberapa teori tentang kebenaran.
Istilah epistemologi
sendiri pertama kali muncul pada pertengahan abad XIX oleh J.F. Rarrier dalam
bukunya “Institute of Metaphysics”.
Persoalan epistemologi tersebut sebenarnya sudah di mulai dalam pertentangan
antara Heraclitus (535-475 SM) melawan Parmenindes (504-475 SM) yang pada
dasarnya merupakan sengketan fundamental, sebab yanh mereka persoalkan sudah
berupa masalah kebenaran pengetahuan.
Epistemologi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, epistemologi adalah cabang ilmu filsafat tentang
dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Epistemologi secara
istilah, meminjam penjelasan Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of
Philoshopy, adalah cabang filsafat yang mnyelidiki tentang keaslian
pengertian, struktur, mode dan validitas pengetahuan. Pendapat lain dikemukakan
oleh D.W Hamlyn yang mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan
pengandaian-pengandaiannya, serta secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai
penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.
Dari dua definisi
epistemologi ini, maka dapat kita pahami bahwa epistemologi merupakan sebuah
ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan
dipelajari secara substantif.
Oleh karena itu,
epistemologi bersangkutan dengan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Filsafat, yaitu sebagai cabang ilmu dalam mencari hakikat dan kebenaran
pengetahuan.
2. Metode, memiliki tujuan untuk mengantarkan manusi mencapai pengetahuan.
3. Sistem, bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.
Dalam teori
epistemologi terdapat beberapa aliran. Aliran-aliran tersebut mencoba menjawab
pertanyaan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Pertama, golongan
yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan yaitu aliran:
1. Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber pengetahuan
manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.
2. Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia berasal
dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia luar yang ditangkap oleh
panca inderanya.
3. Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa
pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau pikiran
manusia sendiri.
Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di dalamnya
aliran-aliran:
1. Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia adalah
gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran. Dalam pengetahuan yang baik
tergambar kebenaran seperti sesungguhnya.
2. Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah
kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan yang diketahui manusia semuanya
terletak di luar dirinya.
Dengan demikian,
pengertian epistemologi keilmuan Islam adalah merupakan asas mengenai cara
bagaimana materi pengetahuan yang menjelaskan tentang keilmuan Islam dan
beberapa aspek yang termasuk di dalamnya yang diperoleh dan disusun menjadi
suatu tubuh pengetahuan yang meliputi sumber dan sarana untuk mencapai ilmu
pengetahuan.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan bijak dan bahasa yang santun. NO SARA !