Catatan dari orang kecil

support

16 Feb 2016

Epistemologi Keilmuan Islam

Secara bahasa, kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian, atau alasan. Maka berdasar bahasa, epistemologi adalah sebuah teori tentang pengetahuan atau theory of knowledge.
Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan.


Epistemologi meliputi sumber, sarana dan tatacara menggunakan sarana untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Menurut Prof. Kunto, akal (verstand), akal budi (vernun) pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologi seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya.
Adapun sumber-sumber ilmu pengetahuan adalah (1) panca indera yang telah menghasilkan pengetahuan, di mana hakikat pengetahuan ini adalah “a phenomena or a show of the object known”, (2) rasio atau verstand, suatu konsep atau pengertian dari objek yang ingin diketahui, maka pengetahuan di sini sama dengan kognisi, (3) otoritas atau kekuasaan, dan (4) wahyu, di mana pengetahuan yang didapatinya tidak lagi berdasarkan penalaran melainkan kepada keyakinan dan kepercayaan dirinya tentang sesuatu yang diyakini. Dalam hal ini MM. Syarif membedakan antara pengetahuan intuitif dengan wahyu, intuisi bisa terdapat pada setiap orang, sedangkan wahyu adalah penegtahuan yang diberikan Tuhan kepada para Nabi.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.
Definisi epistemologi adalah salah satu cabang pokok bahasa dalam wilayah filsafat yang memperbincangkan seluk beluk “pengetahuan”. Seperti sudah banyak dikenal, bahwa perbincangan epistemologi tidak dapat meninggalkan persoalan-persoalan yang terkait dengan sumber ilmu pengetahuan dan beberapa teori tentang kebenaran.
Istilah epistemologi sendiri pertama kali muncul pada pertengahan abad XIX oleh J.F. Rarrier dalam bukunya “Institute of  Metaphysics”. Persoalan epistemologi tersebut sebenarnya sudah di mulai dalam pertentangan antara Heraclitus (535-475 SM) melawan Parmenindes (504-475 SM) yang pada dasarnya merupakan sengketan fundamental, sebab yanh mereka persoalkan sudah berupa masalah kebenaran pengetahuan.

Epistemologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, epistemologi adalah cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Epistemologi secara istilah, meminjam penjelasan Dagobert D. Runes dalam bukunya, Dictionary of Philoshopy, adalah cabang filsafat yang mnyelidiki tentang keaslian pengertian, struktur, mode dan validitas pengetahuan. Pendapat lain dikemukakan oleh D.W Hamlyn yang mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaian-pengandaiannya, serta secara umum hal itu dapat diandalkan sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.
Dari dua definisi epistemologi ini, maka dapat kita pahami bahwa epistemologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantif.
Oleh karena itu, epistemologi bersangkutan dengan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Filsafat, yaitu sebagai cabang ilmu dalam mencari hakikat dan kebenaran pengetahuan.
2. Metode, memiliki tujuan untuk mengantarkan manusi mencapai pengetahuan.
3. Sistem, bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.
Dalam teori epistemologi terdapat beberapa aliran. Aliran-aliran tersebut mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan yaitu aliran:
1.  Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber pengetahuan manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.
2.   Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia berasal dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia luar yang ditangkap oleh panca inderanya.
3.  Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau pikiran manusia sendiri.

Kedua, golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di dalamnya aliran-aliran:
1.  Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia adalah gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran. Dalam pengetahuan yang baik tergambar kebenaran seperti sesungguhnya.
2. Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan yang diketahui manusia semuanya terletak di luar dirinya.
Dengan demikian, pengertian epistemologi keilmuan Islam adalah merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan yang menjelaskan tentang keilmuan Islam dan beberapa aspek yang termasuk di dalamnya yang diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan yang meliputi sumber dan sarana untuk mencapai ilmu pengetahuan.

Epistemologi Keilmuan Islam Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan bijak dan bahasa yang santun. NO SARA !