Catatan dari orang kecil

support

18 Feb 2016

Kerajaan Utsmani

Kerajaan Turki Utsmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dunia Islam, pemimpin suku Kayi Sulaiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut dan lari ke arah Barat. Mereka akhirnya terbagi menjadi dua kelompok yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya, yang kedua meneruskan perantauannya ke wilayah Asia Kecil. Kelompok kedua itu berjumlah sekitar 400 keluarga dipimpin oleh Erthegrol (Arthoghol) anak Sulaiman. Akhirnya mereka menghambakan dirinya kepada Sultan Ala Ad-Din II dari Turki Saljuq Rum yang pemerintahannya berpusat di Konya, Anatholi, Asia Kecil. Ertheghol mempunyai seorang anak yang bernama Usman, kira-kira lahir tahun 1258. Nama Usmanlah ditunjuk sebagai nama kerajaan Turki Utsmani.
Nama kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah.
Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Usman. Putra Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 M sampai 1326 M.


Penguasa Kerajaan Utsmani yang pertama adalah Utsman yang disebut juga dengan Utsman I. Setelah Utsman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Utsman (raja besar keluarga Utsman) tahun 669H (1300M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkn kota Broessa tahun 1317M, kemudian tahun 1326M dijadikan sebagai ibukota kerajaan.
Pada masa pemerintahan oleh Orkhan (1326-1359M) Turki Utsmani dapat menaklukkan Azumia, Tasasyani, Uskandar, Ankara, dan Gallipoli, bagian ini adalah bumi Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Ketika Murad I berkuasa (1359-1389M) selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adrianopel, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Karena merasa cemas atas masuknya Turki ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang ntuk memukul mundur Turki Utsmani. Namun Sultan Bayazid I (1389-1403M) pengganti Murad I dapat menghancurkan pasukan sekutu kristen Eropa tersebut.
pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II yang bergelar Al-Fatih, artinya sang penakluk. Telah berkali-kali pasukan kaum muslimin sejak masa Dinasti Umayyah berusaha menaklukkan Konstantinopel, tetapi selalu gagal karena kokohnya benteng-benteng di kota tua itu. Baru pada tahun 1453 kota itu dapat ditundukkan.
Kaisar Konstantinopel IX mengancam sultan untuk membayar pajak yang tinggi kepada pihaknya, dan jika tidak tunduk pada perintah tersebut maka akan diganggu kedudukannya dengan menundukkan Orkhan, salah seorang cucu Sulaiman, sebagai sultan. Ancaman tersebut dihadapi dengan kebulatan tekad,  yakni dengan membuat benteng-benteng di sekeliling Konstantinopel.
Sultan berkilah bahwa benteng-benteng itu dibangun untuk melindungi dan mengawasi rakyatnya yang lalu lalang ke Eropa melalui wilayah Bosporusitu. Konstantinopel akhirnya dapat dikepung dari segala penjuru oleh pasukan sultan Muhammad II yang berjumlah kira-kira 250.000 di bawah pimpinan Sultan sendiri. Dalam masa itu meriam-meriam Turki dimuntahkan ke arah kota dan menghancurkan benteng-benteng dan dinding-dindingnya sehingga menyerahlah Konstantinopel pada tanggal 28 Mei 1453.
Dalam Pertempuran tersebut Kaisar mati terbunuh, dan Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Utsmani. Sultan Muhammad II memasuki kota, kemudian mengganti nama Konstantinopel menjadi Istambul, dan menjadikannya sebagai ibu kota. Sultan mengubah gereja Aya Sophia menjadi masjid. Dengan jatuhnya Konstantinopel, pengaruhnya sangat besar bagi Turki Usmani.
Konstantinopel adalah kota pusat kerajaan Bizantim yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan dan menjadi pusat agama Kristen Ortodoks. Kesemuanya itu diwariskan kepada Utsmani. Akan tetapi, ketika Sultan Salim I (1512-1520M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian ke arah Timur dengan menaklukkan Persia, Syiria, dan Dinasti Mamalik di Mesir. Usaha Sultan Salim ini dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qanuni (1520-1566M).

Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Utsmani mundur. Akan tetapi, terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer. Dalam mengelola pemerintahan yang luas, sultan-sultan Turki Utsmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Shadr Al-A’zham (Perdana Menteri) yang membawahi Pasya ( Gubernur ).
Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya terdapat beberapa orang Az-Zanaziq atau Al-Alawiyah (Bupati). Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab Undang-undang (Qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa Al-Abhur, yang menjadi peganganhukum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar sultan Sulaiman Al-Qanuni.

Kerajaan Utsmani Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan bijak dan bahasa yang santun. NO SARA !