Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusi dalam kitabnya Al-Luma’, melihat bahwa
para sufi pertama-tama mendasarkan pendapat mereka tentang moral dan tingkah
laku, merindukan dan kecintaan pada Ilahi, ma’rifah, suluk (jalan), dan juga
latihan-latihan rohaniah demi terealisasinya tujuan kehidupan mistis. Menurut
Th- Thusi, para sufi secara khusus lebih menaruh perhatian terhadap moral
luhur serta sifat dan amalan utama. Hal
ini demi mengikuti Rasulullah, para sahabat, serta orang-orang setelah beliau.
Ajaran Islam secara umum mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan batiniah. Pemahaman terhadap
unsur kehidupan yang bersifat batiniah pada gilirannya melahirkan tasawuf.
Landasan al-Quran:
$pkr'¯»t
úïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä (#þqç/qè? n<Î) «!$#
Zpt/öqs? %·nqÝÁ¯R
4Ó|¤tã öNä3/u
br&
tÏeÿs3ã
öNä3Ytã
öNä3Ï?$t«Íhy öNà6n=Åzôãur
;MȬZy_
ÌøgrB
`ÏB
$ygÏFøtrB
ã»yg÷RF{$#
tPöqt w
Ìøä
ª!$# ¢ÓÉ<¨Z9$# z`Ï%©!$#ur (#qãZtB#uä
¼çmyètB
( öNèdâqçR 4Ótëó¡o
ú÷üt/ öNÍkÉ÷r& öNÍkÈ]»yJ÷r'Î/ur tbqä9qà)t
!$uZ/u öNÏJø?r&
$uZs9
$tRuqçR öÏÿøî$#ur
!$uZs9 ( y7¨RÎ)
4n?tã Èe@à2 &äóÓx«
ÖÏs%
ÇÑÈ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami,
sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu."(QS. At-Tahrim: 8).
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä `tB £s?öt
öNä3YÏB
`tã
¾ÏmÏZÏ t$öq|¡sù
ÎAù't
ª!$# 5Qöqs)Î/
öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur A'©!Ïr&
n?tã
tûüÏZÏB÷sßJø9$#
>o¨Ïãr& n?tã tûïÍÏÿ»s3ø9$#
crßÎg»pgä Îû È@Î6y «!$#
wur tbqèù$ss
sptBöqs9 5OͬIw
4 y7Ï9ºs ã@ôÒsù
«!$# ÏmÏ?÷sã `tB âä!$t±o
4 ª!$#ur
ììźur
íOÎ=tæ
ÇÎÍÈ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Maidah: 54).
ª!$# âqçR ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur
4 ã@sWtB
¾ÍnÍqçR ;o4qs3ô±ÏJx.
$pkÏù îy$t6óÁÏB ( ßy$t6óÁÏJø9$# Îû >py_%y`ã ( èpy_%y`9$#
$pk¨Xr(x.
Ò=x.öqx. AÍhß ßs%qã `ÏB ;otyfx©
7p2t»t6B
7ptRqçG÷y
w 7p§Ï%÷°
wur 7p¨Î/óxî
ß%s3t
$pkçJ÷y
âäûÓÅÓã öqs9ur
óOs9 çmó¡|¡ôJs?
Ö$tR
4 îqR 4n?tã
9qçR
3 Ïöku ª!$#
¾ÍnÍqãZÏ9 `tB âä!$t±o
4 ÛUÎôØour
ª!$# @»sWøBF{$# Ĩ$¨Y=Ï9
3 ª!$#ur
Èe@ä3Î/
>äóÓx« ÒOÎ=tæ ÇÌÎÈ
Artinya:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya
ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu. (QS. An-Nur: 35).
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan bijak dan bahasa yang santun. NO SARA !